Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/45

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

Gusti Wayan Gedot, mengajak semua rakyatnya, bahwa saat- nya untuk menyerang, maka ributlah, semua rakyat geger, semuanya mengayunkan pemukul, setiap yang dijumpainya, tak ada yang dapat melawannya.

252. Ada yang menombak kuda, ada yang memukul dan menem- bak , karena mereka menyerang dari belakang, banyak rakyat Mekah yang terbunuh, mereka larnbat menangkisnya, yang lain punggungnya tertombak, ada pula yang diinjak kuda, yang lain ada yang dilindas kereta, semuanya terperosok, mer- eka yang menunggang kuda.

253. Terasa menderita malapetaka, lalu menancapkan bendera pu- tih, konon adat Mekah, bila sudah memakai bendera putih, tak boleh ditombak, hal itu merupakan tanda menyerah, orang. Parnamoran galak, mereka makin menombakinya, ada pula yang memukulnya, ada pula memutar pedangnya.

33b.

254. Banyak mayat yang berserakan, orang Mekah mundur ke- takutan, didesak oleh orang Parnarnoran, tak ada yang men- dengarkan perkataan, sorak sorai terus-menerus, banyak yang jatuh ke jurang, ada pula yang teijebak, saudara Tandurahim, seorang Dulcuh, bernama I Durarnan.

255. Kembali sambil menggerakkan tombaknya, tahu akan cara peperangan orang Bali, semua saudaranya bersorak, kurang lebih seratus orang yang berbalik melawan, peperangan kem- bali berkecambuk, menombak dan saling tangkis ada pula yang melempari, ada yang mati dipukul dengan senjata bedil, saling tulup, dipangkas dengan perisainya masing-masing.

256. Tersebutlah I Dukuh Duraman, menghadapi ternan Pan Bungkung, berputar-putar sambil berteriak-teriak, I Duraman ber- tanya, " Apakah kamu ternan Pan Bungkling, namamu Pan Caleluk, di mana saudaramu, yang bernama Pan Bungkling, dari dulu, aku sangat mengharap-harapnya.

257. Kamu ini tidak pantas, berhdapan denganku, sama dengan melawan kera, kamu tidak akan mampu, "Pan Caleluk marah, menombaknya tetapi dapat ditangkis, I Duraman menombak,

45