Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/40

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

dilawan di tempat berlumpur, dengan menanamkan potongan bambu, agar mereka itu terpelest, semua kendaraannya, di lumpur, tak dapat beijalan.

218. Setelah mereka teijebak, kala itulah diamuk, saya kira mereka akan melawan, tak mungkin mereka akan menembak, tombaklah yang dipakai melawannya, saya mengingatkan, mungkin mereka telah bersiap, semuanya berpakaian bertudung, saya tahu, saya akan mencari akal.

219. Sebagian rakyat tuanku, agar bersenjatakan kayu, kayu yang keras, "Gusti Agung bersabda, ' Aku rasakan hal itu benar, nah suruhlah membuat potongan bambu, masing-masing sepanjang empat ruas, pilih yang besar-besar, Tambak Gangsul, pergilah kamu mengaturnya.

220. Kayu-kayu yang keras, yang dipakai pemukul, . dan di tempat yang gelap itu, kamu perintahkan menanamkannya, I Gusti Tambak Sari, Jalu memerintahkannya, sudah lengkap semuanya, I Gusti Agung Jalu masuk ke istana dan setelah selesai, bersalin lalu ke luar.

221. 'Kau Gede Serangan, panggil I Dewa Saloka, katakan bahwa bapak menunggunya, suruh berjalan, suruh memimpin, pasukan yang menghadap ke barat, di tempat benteng yang dulu, kamu tolonglah mereka itu, "lalu bangun, I Gusti Gede Serangan.

222. I Dewa Gede Saloka, sudah diberitahukannya, lalu segera berangkat, beserta rakyatnya semua, bersiap dengan teratur dan lengkap, bedilnya terletak di punggung, diapit perisai, di bagian lain didahului oleh paresi, tombak, sumpitan, berada di tengah-tengah.

29b.

223 . I Gusti Gede Serangan, menunggangi kuda putih, berada di depan pasukan, tak kurang empat ratus orang yang mengiringkannya, suaranya riuh datang dari timur, I Singambara tunduk, menaiki seekor kuda poleng, beserta I Singandapur, semuanya sama, pakaian mereka berdua.

224. Kendaraannya sama, berpayung sutra kuning, di belakangnya


40