Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/32

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

162. Meskipun ia sudah tua, kasihan dilawan, mereka semua tanpa senjata, mereka inilah, raja yang perlu diwaspadai, karena ia mempunyai banyak akal, ingin bertingkah, patihnya amat licin akalnya, membiarkannya, serta akan dibuat agar bertengkar.

163. Raja yang menghina Tuhan, sama dengan mereka yang terkutuk, pasti ia akan musnah, karena tidak menuruti ajaran sama sekali, itulah, yang menyebabkan, kutukan Tuhan yang dideritanya, raja yang tidak mengikuti nasehat, Tuhan yang utama, tanpa dilawan, ia sudah menghilang.

164. Raja yang tidak senang berada di tempat, selalu berada di jalan, diam di tempat orang lain, rakyat diperintahkan, bergilir untuk mengiringkannya, disuruh membawa bekal, laksana seekor gajah yang baik, besar tinggi, pergi mendatangi buaya.

22a. 165. Namun gajah juga yang kalah, padahal besar melawan kecil, maksudnya itu adalah, banyak yang kalah oleh yang kecil, dan lagi seorang raja kalah, raja yang banyak mempunyai musuh, karena sering dikroyoknya. berapa kekutannya, ngamuk sekuat-kuatnya, akhirnya kalah juga.

166. Raja yang tidak bisa, berperang di malam hari, konon kalahnya demikian, bila diserang malam hari, laksana seekor gagak yang didatangi, oleh burung hantu bersuara keras, adapun burung gagak itu, tidak pernah bangun di malam hari, raja lain, yang tidak melaksanakan kebenaran dan kesetiaan.

167. Akibatnya ia bertengkar, dengan kawan karib, karena diri sering berbohong, tidak pernah tetap pendirian sekejappun, karena itu maka jangan raja mencari musuh, harus mencari kawan, hal itu pikirkan semuanya, yang dua puluh itu, semuanya sudah bapak ceritakan".

168. Gusti Agung mohon, "Silahkan pendeta jelaskan lagi, jangan memutuskan pembicaraan tuan, siapa yang perlu dikasihani, raja yang mana yang baik, yang mana dikatakan baik, hal itu yang diceritakan lagi, agar saya mengetahuinya" , Gusti Agung, menanyakan hal tersebut.

32