Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/28

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

cerita, siapa tahu mereka mau lari, karena payah, lama berada di pondok.


135. Setiap melawan kalah, tak sannggup melukainya, karena ia menembak tembok, kita balas menembak, dadanya yang kena peluru, disangka aku yang mengaturnya, tak dapat melawannya, tetapi kemudian lari, akhirnya bingung, sedikitpun tak mampu".

18b.

136. I Gusti Wayan Ambuak, sekian saja ia menjawabnya, I Gusti Kencana Sari berkata pelan-pe1an, kemudian ia menjawab, bersama Gusti Gadang Gambuh, menurut pikiran saya hal itu salah, pendapat saya menyerang, hendak mengamuk, melawan perang tanding.

137. Bila sekarang memikirkan taktik perang, mungkin rakyat akan sakit, sebaiknya taktik iturus tabon, yang dipergunakan sebagai taktik, walaupun taktik perangnya baik, rakyat banyak, namun tak ada kerja mereka, sekedar dapat sesuatu untuk di makan, tak ada kepastian, di jalan mati karena kurus."

138. Para putra membenarkannya, menurut pendapat saya sekarang ini, sebaiknya kita mati yang baik, mengapa harus mencari kesusahan, hingga kekalahan akan bertambah, pendeta Wayahan Kutub, la1u berkata, "Diamlah kamu ini, jangan ribut, perlahan-lahan mengeluarkan pendapat".

139. Bapak ingin menanyakan dahulu kepada I Gusti, walaupun berat ataukah ringan, bila semuanya sudah setuju, menurut ajaran agama, dahu1u bapak mendengar, tak patut bergembira, banyak sedikitnya pasukan, walaupun banyak, bila sudah kena daya upaya.

19a.

140. Seringkali timbul keka1ahan, bagi yang banyak melawan yang sedikit, tadi semua sudah berbicara, akhimya saling bentak, Gusti Agung menjawab, "Silahkan pendeta Agung, menge1uarkan pendapat, tak ada yang patut diterima, segala pendapat mereka itu, karena mereka anak-anak muda."

28