Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/27

Saking Wikisource
Kaca punika durung kauji-waca

128. Sesudah meliwati desa, sekarang masuk ke dalam hutan, hancur rebah bergelimpangan, setiap kayu yang dilaluinya, binatang-binatang lari tunggang langgang, kijang singa dan babi hutan, harimau dan kera, lari sekuat-kuatnya, laksana dikejar, lari tunggang langgang.

129. Biarkanlah tentang raja dari Mekah itu, yang berangkat bersama para menterinya, berkemah di tengah hutan, kembali diceritakan I Gusti Agung, konon sekarang ini, mendengar akan diserang, oleh raja Mekah, kesalahannya karena menyuruh melawan, Dukuh Islam itu, demikian beritanya.

130. I Gusti Agung ke1uar, para pimpinan desa semua menghadap, semua keluar untuk berunding, demikian pula para pendeta, seluruh mereka yang bijaksana, pendeta Wayahan Kutub, pendeta Gangga Sura, pendeta Wayan Rewati, semuanya pandai, berdaya upaya.

131. Gusti Agung berkata pelan-pelan, "Para pendeta rundingkanlah sekarang, saya sangat kesukaran, karena rakyat amat sedikit, musuh ter1alu banyak, tak akan dapat berhadapan, segera sudah akan dikurung, mungkin rasa takut segera terasa, ataukah mundur, tak mendapat kemenangan sedikitpun.

I8a. 132. "Ya, paman pikirkan baik-baik, agar bisa damai," I Gusti Wayahan Gedot, bersama Gusti Ketut Kenjing, segera mereka menjawabnya, "Menurut pikiran hamba mengamuk di malam hari, membunuh setiap yang menghadang, mungkin mereka akan lari, saya yang menyerangnya, terus sampai di Mekah".

133 "Perkataan paman itu salah, bila berbuat dan mengamuk se- karang ini, mungkin akan lebih membuat kesukaran, rakyat tak dapat ditandai, siapa tahu banyak yang akan bermalas-malasan, di jalan-ja1an tidur, bagaimana cara menyadarkannya, perasaan mereka terhadap dirimu, maka itu, pada malam hari mereka akan pergi.

134. Menurut pendapatku, sebaiknya kuatkan pertahanan, jangan ceroboh, siapkan peluru secukupnya, itu yang dipakai menghujaninya, serang mereka di jalan-jalan, datanglah ke sana ber-


27