Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/25

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

I Dukuh ingkar, mengatakan datang kemari, sekarang maksudku, besok kita akan memerangi, I Agung Pamamoran, kamu akan kusuruh melawannya, untuk menggempurnya, dan sekarang bersiap sedialah."

115 . Para bendesa semuanya marah, karena sudah diperintahkan, tanpa ada perundingan, maka turun berteriak, semua menghunus keris, Raden Denda Batu Karu, Raden Jayeng Patra, dan Raden Citra Rukani, I Mastrangkul, dan Mas Sura Dilaga.

16a.

116. Demikian pula para bangsawan, seperti Sura Sumitra, dan Dukuh ikut menantang, mohon diijinkan mengadakan pembelaan, berkata dan berteriak, "Hamba yang dijadikan korban, bila sudah tiba di peperangan, agar hamba dilawan berperang, hamba ini, bernama mayat berjalan.

117. Jangan Tuanku melihatnya, semasih hamba hidup, hamba yakin ia akan kalah, tak akan sanggup ia melawannya," raja menjawab, "Pukullah kentongan, keras-keras, siapa saja berada di sana, segeralah menghindar", lalu bangun, dengan segera para hamba itu.

118. Kentongan sudah dipukul bertubi-tubi, bersuara sambung menyambung, konon orang-orang Mekah, setiap yang mendengarnya, mereka mengambil pakaian, membawa bedil tombak dan tulup, perisai, sikapnya angkuh, semua gegap gempita, dan di jalan selalu berlagak sombong.

16b.

119. Kamu sekalian harus membela, dari mana saja musuh itu, jangan memperhitungkan tempat, mengabdi kepada junjungan, bila kamu mati, sorgalah yang akan kau dapatkan, jika kau mati di rumah, nerakalah yang akan kau dapatkan, sekarang balaslah, segala pemberian Tuanku.

120. Penuh sesak di halaman depan istana, bala tentara laksana lautan, di utara dan di selatan penuh, di barat dan timur penuh, para bendesa, laksana penjaga gawang, yang lain serupa ikan lomba-lomba, ada yang mengendarai kereta, laksana gelombang saat pasang nail.


25