Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/15

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

nya, menyatakan dirinya menang, mengalahkan De Senggu Tangi, dan sampai mati, tak akan mempercayainya, Padanda Gangga Sura, dapat dipojokkannya, akhirnya marah, karena kalah berkata-kata.

50. Sudah tersebar ke mana-mana, Pan Bungkling terlalu pandai, konon ada seorang dukuh Islam, bernama Tandurahim, mendengar kabar tentang De Senggu Tangi, ia kalah berdebat dengannya, kalau aku yang dilawannya, tak akan terkalahkan, sedikitpun, tak ada bandingannya.

51. Tak kurang dari delapan ratus orang, orang Islam yang menjadi muridnya, tak habis olehnya mengambil, apalagi orang hanya seorang diri, semua akan ditanyakannya, laksana sama dengan mengukur danau, sangat gembira bila ia datang, agar di sini menunjukkan kepandaian, kalau di sana, di rumahnya tak ada yang lebih pandai.

52. Agar di sini diperlihatkannya, mungkin ia akan menjadi bodoh, karena mungkin orang bodoh, yang dilawan oleh Pan Bungkling, sampai ia meninggalkannya, menundukkan kata-kata De Dukuh, tak disebutkan hal itu, dan ada yang lain lagi, Gustin Agung, diam di Pemamoran.

8a.

53. Beliau sangat bahagia, mempunyai rakyat sebanyak dua ribu orang, sifatnya agak angkuh, beliau dihadap pagi sore, wajahnya tak ada yang menandingi, kumisnya panjang melingkar, hidungnya agak panjang, matanya laksana mata sapi, baru keluar, sambil menekan kepala rakyatnya.

54. Kepalanya botak merah laksana tembaga, rambutnya bagian belakang, ikal berhamburan, terurai, perutnya besar dadanya kempes, tersenyum-senyum, memang cocok sebagai orang berkasta, duduk di atas lungka-lungka, dihadapi oleh segala kawannya, kurang lebih seratus orang, sangat ramai mereka bersendagurau.

55. I Gusti Wayan Ambuak, orang paling depan duduk menghadap, yang lain I Gusti Wayan Gendot, I Gusti Nyoman Calagi,


15