Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/96

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

92


sari menyampaikan, "Ya Gusti lihatlah, itu Kakak Gusti sudah datang, mungkin sudah, berhasil mengalahkan sang Nata."

3. I Mladprana kemudian mendekat, mendekati Jangga Ketaki, "Aduh Ratu permata hati, lihatlah rakyat menghadap, menyerahkan diri, rela Ida Sang Hyang Agung, berhasil menang dalam peperangan, sang Prabu sudah mati, ini ratu, semua rakyat jajahan.

4. Ayolah sekarang pulang Ratu, ke Purbawyadnyana, karena lama ditinggalkan, adikmu bagaimana rasanya, jelas sedih menangis tersedu-sedu, menyesalkan ratu ayu, karena musuh sudah habis." Ni Ketut Oka menjawab, "Mari pulang, supaya jangan lama ditunggu."

5. Aduh kalian, berempat, kalau memang kalian setia, ayo ikut pulang, ke Purbawyadnyana sekarang, di sana bersama-sama menderita, sudah terlanjur bersama-sama sengsara, rela membantu yang sedang sakit." Kemudian berkata, pelayan mengiringi.

6. Kemudian berangkat, pelan-pelan di jalan, sambil melihat-lihat alam sekitar, berjalan di hutan-hutan, tidak diceritakan di jalan, di Purbawyadnyana diceritakan, Wakparusa mendengar berita, konon I Mladprana kembali, di sana kemudian, memberi tahu semua keluarganya.

7. Keluarganya gembira, Ni Luh Ngasa memberitahukan, Ni Alit warsiki, "Aduh Gusti berhenti menangis, Kakak Gusti sudah datang, Ketut Oka menyertai, lagi pula beriringan banyak rakyat, ayo sekarang jemput." Kemudian bangun, Alit Warsiki bangun bersiap-siap.

8. Kemudian menjemput, sudah bertemu di jalan, Ketut Oka kemudian mendekat, Ni Warsiki didekati, keduanya berpelukan pada menangis, berjalan sambil bercerita, menceritakan peristiwa yang lalu, sebabnya hilang karena dicuri, oleh Ni Dukuh, dipersembahkan pada Raja Pratana.

9. Bercerita sambil berjalan, berda secara bergilir, sekarang sudah sampai di rumah, Kawitweruh menanyai, I Mladprana sekarang, mengenai peristiwa hilangnya dulu, "Kok tidak bilang, semua keluarga gempar, pada bingung, tidak tentu bekerja."

10. I Mladprana menceritakan, mengenai perjalanannya dulu, semua sudah diceritakan, sampai di tengah pulau kecil, mendapat anugrah Hyang Utama, sampai matinya Ni Dukuh, serta dapat berperang, dengan prabu Nirnaya, sampai selesai, sudah semua diceritakan.