Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/88

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

84


2. Perjalanan amat sukar, tidak diceritakan Ni Ulasari, diceritakan I Mladprana, teguh bertapa di tengah pulau kecil, ketika malam sepi, sekarang datang Sang Hyang Ludra, berkata pada I Mladprana. "Nah apa yang kamu harapkan, di sini membuang diri, bercebur di tengah lautan,”

3. I Mladprana melihat sekeliling, memperhatikan baik-baik tetapi tidak tampak, kemudian berkata menerawang, "Siapa yang berkata ini, permohonan saya besar, supaya mengalahkan musuh, serta danur weda sastra," Hyang Ludra kemudian berkata, "Oh kamu, manusia terlalu utama.

4. Saya ini Sang Hyang Ludra, sekarang menganugrahi kamu, panah kecil mudah dibawa, namanya Ki Maya-geni, setiap yang kena bisa mati, kalau sukar karena kebanyakan musuh, pusatkan pikiran kemudian keluarkan, raksasa-raksasa yang sakti, yang menadah musuh, serta segala kekejaman.”

5. Selesai beliau menganugrahi, sekarang gaiblah Hyang Ludra, I Mladprana gembira sekali, pagi-pagi kemudian ke tepi, segera berjalan ke barat, diceritakan Ni Ulasari, berjalan tidak berhenti-henti, serta segala dan sudah sore, dan bertemu, I Mladprana di jalan.

6. Ketika bertemu pandangan, bengong Ni Ulasari melihat I Mladprana, manis tampan tidak ada tandingan, malu-malu mendahului menyapa, memperbaiki selendang kemudian jatuh, melucu I Mladprana berkata, "Mengapa sakit hati, sayang sekali, badanmu terjatuh.”

7. Serta ia mendekat, ingin saat itu ditarik, serta bertanya sambil tersenyum, "Ya Anda dari mana, apa perlunya kemari, Anda wanita sendirian membuang diri.” Ni Ulasari berkata, menceritakan kejadian, selesai bercerita, I Mladprana ganti berkata.

8. "Ya sayalah saudaranya, dengan Ni Jangga Ketaki, kamu mengaku utusan, mana bukti yang sebenarnya." Ni Ulasari menyodorkan, suratnya dengan cincin, I Mladprana menerima suratnya serta dibaca dalam hati, benar-benar mengharapkan sekali.

9. Kemudian ia berkata, "Oh, kamu Ni Ulasari, mari kembali sekarang.” Ni Ulasari mengiringi, sekarang kembali berdua, malam hari berjalan di hutan, bulan sudah tenggelam, Ni Ulasari payah, dan berkata, "Mari istirahat Tuan."

10. I Mladprana menurut, keduanya tidak diceritakan, sekarang diceritakan Ni Dukuh Sakti, melancong di kala malam hari, ditemukan I Mladprana, Ni Dukuh berkata samar, "Oh kamu Mladprana, ke sini menjajakan jiwa, merasa batal, kamu akan dipakai cundang di sini."