Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/8

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

4

II. PUH DURMA

1.Cerita ini dimulai dari Puh Durma, yang sekarang diceritakan, di desa Kasta, Ada seorang bernama I Rudita, berkata pada ayahnya, "Ya Ayah, saya memohon dengan sangat.

2. Supaya rela Ayah pergi ke Wana-Puspa, melamar Ki Jangga Ketaki, pada Bapak Gede Taman, supaya bisa saya, bertemu dengan Jangga Ketaki. Nah, serahkan saja, supaya ia meladeni.

3. Kalau Bapak tidak berhasil menjodohkan saya dengan Jangga Ketaki, lebih baik orang seperti saya, pergi membuang diri, menuju hutan gunung, menceburkan diri ke laut, lebih baik saya mati.”

4. Ayahnya cepat menjawab dan berkata, "Jangan kamu berpikir pendek, Bapak sanggup. Masakan Bapak tidak berhasil. Kalau Bapak datang ke sana, pasti anaknya diserahkan, dia tidak akan berani menolak.

5. Nah, sekarang kamu diam di rumah, Bapak berangkat meminang ke sana.” Kemudian berangkat, tidak diceritakan dalam perjalanan. Sekarang ia sudah sampai, di Wana-Puspa, di rumah Gede Taman.

6. Tidak diceritakan sekarang, selesailah pembicaraannya, I Rudita diberi tahu, "Bapak berhasil, besok kamu ke sana, tunggui adikmu, Bapak mengaturnya, hari baik untuk melangsungkan pernikahan.”

7. I Rudita tersenyum serta berkata pelan, "Saya akan menuruti. Ada permintaan saya, pending gelang kana sesimbing dan bunga emas semua, akan saya bawa ke sana." "Nah itu terserah pada kamu.”

8. Tidak diceritakan malam itu, diceritakan keesokan harinya pagi-pagi, I Rudita berangkat. Tidak diceritakan di jalan, I Wayan Rudita sampai di Wana Puspa, I Gede Taman menyapa dengan senyum.

9. "Nak Rudita, pagi-pagi kamu sudah datang." I Rudita menjawab, "Ya kedatangan saya, sekarang untuk menepati pembicaraan Bapak saya kemarin, relalah Bapak, menghambakan saya sekarang.

10. Dan menasihati perbuatan yang baik untuk menjadi manusia, jangan segan menegur." I Gede Taman berkata, "Jangan kamu banyak bicara, Bapak sudah menjadi satu dengan Bapakmu, ya sekarang diamlah di sini.

11. Nah pandai-pandailah kamu bersaudara, dengan adikmu, mintai dia pertolongan, rayulah di tempat tidur, supaya dia senang, setia bersuami, supaya menuruti nasihat."

12. Singkatnya demikianlah nasihatnya, kemudian ia berkata, "Ya, Jangga