Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/79

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

75


7. Berhentilah Tuan bersedih, apa yang diinginkan, saya mempersembahkan padamu, sahayan kembar delapan orang, dan berbungkus dari emas, permata windusara dan berlian, ke taman bersenang-senang, memetik bunga yang bermacam-macam, serta menonton area manik."

8. Si Jelita tidak menjawab, raja mendekatinya, memandang dengan mesra, ingin bertemu serta membuka pakaiannya, sang ayu berkeliling menghindar, Sang Nata berkata halus, "Duh ratu mengapa, tidak menuruti kehendak saya."

9. Sang ayu berkata terputus-putus, "Ya Baginda Raja, bukannya saya tidak mau, sebab sebenarnya, memang sengaja datang untuk mengabdi, carikan hari baik, supaya benar tata caranya, memulai sanggama dengan asyik, supaya mendapat hari baik.

10. Begitulah sebenarnya Tuan, karena itulah saya, sekarang tidak menurut, ia kalau memang Tuan, bermaksud baik untuk seterusnya, turutilah kata-kata saya, pikirkan lagi dalam hati, kenapa saya tidak mengikuti kehendak Tuan.

11. Ia ratu kaya dan tampan, berkuasa, lagi pula masih bujang, sulit saya tidak cinta, sebenarnya demikian, kalau Tuan tidak percaya, jelaslah oleh saya, bahwa Tuan bermaksud iseng, hanya mengharapkan sarinya saja.

12. Ia kalau begitu, saya mohon, pamit lebih baik mati, di sini akan habis terbayar, saya sudah terlanjur datang mendesak, sengaja bersedia menghamba, lagi pula ratu bujang tampan, malu kalau saya kembali pulang, menjadi bahan tertawaan orang."

13. Hati baginda bagaikan hancur, luntur seketika, lingkung bungkam dan sayang, kemudian berkata halus, "Begitu kehendakmu, saya menurut tidak menolak, tetapi Tuan supaya benar-benar." Begitu kata-kata raja, karena kena kata-kata manis.

XLVIII. PUH DANGDANG

1. Sang Nirbaya kemudian berkata ha1us, "Aduh dewa, kalau sudah benar-benar, seperti yang baru dikatakan, kemarilah dekati Kakak pe1uk, Ketut Oka menurut, berbantal tangan, supaya Sang Prabu merasa yakin, bisa reda dan tidak marah, supaya dapat, untuk menghindarkan yang disucikan, serta tertidur nyenyak.

2. Tidak diceritakan di Pratana, sekarang diceritakan di Purbawyadnyana, I Mladprana di tempat tidur, berselimut tertelungkup, mendongak