Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/76

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

72

dian hari kalau memerangi musuh, kalau kau mati, saya bersedia membela, baik buruk, supaya bersama-sama denganmu."

4. Ni Dukuh berkata menyembah, "Gusti Patih yang mana, akan mengikuti saya." Kemudian Sang Prabu berkata, "Kamu patih Bayuuri, kamu mengikuti Bibi Dukuh, sekarang kamu berangkat, pakailah gajah itu." Patih itu, mohon diri lalu berjalan.

5. Ni Dukuh pamit, kemudian keduanya berangkat, tidak diceritakan dalam perjalanan, sudah tiba di Purbawjadnyana, sudah ada tengah malam, Ni Dukuh berkata pelan, "Gusti di sini menunggui, sekarang saya ke sana sendirian," dan langsung Ni Dukuh masuk ke dalam.

6. Mendapatkan orang banyak, tua muda menolongnya, di sana di rumah I Mladprana, Ni Dukuh kemudian nglekasih, memasang sesirep yang paten, semua tertidur nyenyak, ada tidur memeluk teman, memegang kapak, nyenyak tidurnya, yang perempuan, memegang janur mengacungkan pisau.

7. Sekarang Ni Dukuh langsung menuju tempat tidur, dijumpainya I Mladprana. Ketut Oka dan Warsiki nyenyak tidur berbelit. Kemudian Ni Dukuh menyergap, diangkat Ni Ketut Oka, ditaruh di atas gajah. Ni Dukuh, setelah selesai menyerahkan.

8. Ya Gusti saya harap , membuat surat sedikit, ditujukan pada I Mladprana. katakan Anda mengambil, bertempat tinggal di tengah lautan, gantilah nama Anda katakan Jangga Ketaki, yang memanggil datang kemari, begitulah." Kemudian I Patih menulis.

9. "Ini kamu Mladprana, terlalu berharap memeluk istri, istrimu saya mengambil, namaku Paranglungid, berumah di tengah lautan, sebab saya datang ke sini, istrimu memanggil, sudah mengadakan perjanjian dulu, sudah disepakati, waktu ia akan pergi ke hutan."

10. Selesai menulis surat demikian, Ni Dukuh kembali, menaruh surat tersebut di samping Ni Warsiki, selesai menaruh langsung pergi. "Gusti mari pulang." Kemudian langsung berangkat, tidak diceritakan dalam perjalanan, pagi-pagi sekali, diceritakan di Purbawyadnyana.


XLVI. PUH DEMUNG


1. Semua penolong bangun tersipu-sipu, Wakparusa Kawitweruh, mengetahui tertimpa bahaya, kemudian meninjau ke dalam, ditemukan tidur berdua, Ketut Oka tidak ada, sekarang keduanya dibangunkan, kemudian bangun tersipu-sipu, Wakparusa berkata halus.