Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/74

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

70

11. Sebabnya beliau bernama Sang Nilakanta, karena haus setelah kalah, dapat minum, air racun bangkai burung merpati, baru sampai dalam perut, cepat dimuntahkan, diganti dengan kehidupan mulia.

12. Lebih baik kau masih berwujud manusia, musuh itu berada pada badan kita, telinga hidung mata, mulut lidah hati perut, bulu gigi dan alis, semuanya sepuluh, jadi musuh hidup maupun mati.

13. Bila meninggal mata menjadi paksi raja, alis menjadi pisau taji, baja batu putih, lidah jadi titi gonggang, hati jadi api, rambut jadi keris, telinga menjadi yaksa anjing.

14. Perut itu jadi Goa Gala-gala, mulut jadi Cidamalung, hidung itu jadi semut merungut, karena patut dipelajari, lebih-lebih dasa-sila, dan dasa bayu itu.

15. Nah sekarang kamu hendak membunuh Bapak, Bapak bertanya padamu, jika tahu semua, Bapak menyerahkan jiwa, jika tidak kamu tahu, ini berarti, hidupmu akan Bapak ambil.

16. Nah itu yang bernama Nawasanga, nawa itu artinya sembilan, sanga juga sembilan, delapan belas jadinya, yang diam padamu, persatuannya, siapa itu yang sebenarnya.

17. Lagi pula yang sesungguhnya di badan, ulupuwun miwah nabi, dengan ubun-ubun, dimana tempat menyatukannya, pikiran dan budi, pikiran dan perkataan, serta tempat sadar tak sadar.

18. Dan sebabnya manusia itu, bisa sehat bisa sakit, apa yang menyebabkan, nah mana jiwanya atma, mana dewa leluhur yang sejati, jika belum tahu, jangan dulu minta hidup."

XLIV. PUH GINADA

l. Ni Dukuh berkata pelan, "Ya Tuan Sang Mayati, saya mohon maaf, karena terlalu berani, tidak tahu kebenaran, berhati jahat, tidak tahu kebenaran orang seperti saya ini.

2. Sekarang saya bersedia, meniru kebenaran Sang Yati, supaya pendeta ikhlas, meruat supaya mau punah, semua kekotoran saya, dan memberikan, mengajar tentang kependetaan.

3. Begitulah permohonan saya, ya sekarang saya mohon pamit, setelah pendeta pulang, kala itu saya datang memohon ajaran kebenaran, dan memberikan Tuan persembahan."