Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/65

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

61

2. Ia marah luar biasa, kepada semua muridnya, kemudian Ni Dukuh memasang pemungkem dan penawut, sekarang semua siswi sudah kena, gelisah bingung, Ielah rasanya tidak bernyawa.

3. Kakinya tidak bisa dilangkahkan, matanya tidak melihat, tangannya tidak dapat digerakkan, telinganya tidak mendengar, hidungnya tidak bisa mencium bau, mulutnya tidak kuasa berbicara.

4. Kemudian Ni Dukuh berkata, marahnya bukan main, bagaikan api yang sedang membara, menghunus pedang, menghancurleburkan semua siswi, semuanya mati, keenam muridnya.

5. Kawitweruh Wakparusa, mengetahui semua murid-muridnya mati, kemudian mendekat I Mladprana, kata-katanya halus, "Semua sahabatmu mati Nak, nah bersiaplah." I Mladprana menurut bersiap-siap.

6. Memusatkan mantra-mantra sarin durga agung sakti, wak bajra dan sidimantra, seketika Ni Dukuh jatuh, menimpa Wakparusa, menyebabkan Wakparusa sakit tidak sadarkan diri.

7. I Kawitweruh mendekat, menghunus keris dengan mengacungkannya, lalu menusuk Ni Dukuh Sakti, setiap ditusuk mengeluarkam cahaya, nyalanya berwarna lima, mengakibatkan Kawitweruh kena upas.

8. Lelah tidak kuasa bergerak, gemetar kedinginan, I Mladprana menolong mendekat, dan memantrai Ni Dukuh dengan wisnu-murti sakti, sangat bertuah, Ni Dukuh hilang.

9. Seketika menjadi manusia biasa, I Mladprana mendekati, menghunus keris akan memenggal, Ni Dukuh menjelma menjadi asap, tegak besarnya satu peluk, menakutkan, I Mladprana mengukuhkan diri.

10. Mengeluarkan mantra bayu Anoman, disertai kusuma-sari, segera datang angin ribut, meniup Ni Dukuh, Ni Dukuh jatuh terpental, cepat bangun, berubah wujud menjadi brare petak.

11. I Mladprana mendekat, mengeluarkan mantra Siwa-murti, seketika Ni Dukuh hilang, kalah lalu dikejar oleh I Mladprana, Dukuh Sakti, kemudian terbang ke angkasa.

12. Kemudian ia berubah wujud, menjadi gadis muda remaja, cantiknya bagaikan bidadari Supraba. Selesai berubah wujud, memakai pangenduh pangasih jagat, kama ratih, sudah semua dikuasainya.

13. Kemudian turun ke bumi, terang bulan menyinari, wajahnya cantik jelita, jalannya lemah gemulai, berwajah sedih, sekarang sampai, di depan I Mladprana.