Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/61

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

57

15. Itu jelas sekali, yang jahat menganggu musuhnya Ida Sang Hyang Wenang, yang benar seharusnya kokoh, sayang pada kesucian dan dunia, itu yang benar-benar, dianugrahi oleh Tuhan.

16. Karena itu perlu belajar teguh pada pendirian, perangi dahulu musuh dalam diri kita, kalau musuh dalam diri kita sudah kalah, jelas musuh yang di luar akan tunduk, karena itu utamakanlah dulu itu, memikirkan pelajari siang malam.

17. Karena kita diberi mata, memang untuk melihat, tetapi tidak diberikan untuk memandangkan, lagi pula diberi mulut, untuk berbicara, ia tidak boleh berbunyi dan makan.

18. Diberi telinga untuk mendengar, tetapi tidak diberikan untuk mendengarkan, ada kaki untuk berjalan, tetapi tidak diperbolehkan pergi, diberi tangan untuk mengambil tetapi kalau bisa, tangan itu dipakai mengambil.

19. Pikirkan itu baik-baik, orang seperti kita, supaya jangan gelagapan, berani takut tidak karuan, karena tingkah laku seperti bibit, sebagai bukti, dari lahir sampai mati.


XXXV. PUH DEMUNGI

1. Perlu sekali berhati-hati menjadi manusia, jangan durhaka pada pendeta, seperti pada ayah ibu, jangan suka mencela, berbicara jangan kasar, serta cerewet dan memaki, sebagai suatu kesukaan, berbicara berbisik-bisik, iri dengki banyak pantangan menentang, iri pada orang miskin.

2. Jangan sekali membahayakan orang secara diam-diam, membuat orang sengsara, untuk memuaskan cinta kasih, jangan marah kalau dinasihati, jangan terlalu mudah percaya, pikirkan dahulu, jangan marah mendengarkan, nasihat dari kidung kakawin, serta wariga agama, karena itu merupakan cermin kebenaran dan kesalahan.

3. Karena banyak yang harus dipikirkan menjadi manusia, jangan mengutamakan bekal, tingkah laku harus baik dan benar, dilakukan sedapat-dapatnya, jangan mengutamakan perut kenyang, kalau berdasarkan kecurangan, kalau salah bertingkah laku, angkuh loba pelit, mertanya menjadi bisa, kalau diperoleh dengan berbohong.

4. Suka bohong menentang nasihat, handel sekali merasa diri dipercaya, manja sekali, semuanya menjalankan kehendak sendiri, biluk-kiluk nglentuklukluk, tingkah laku angkuh, menggendong mendorong hati usil, keusilan itu diwarisi, suka menuruti yang tidak baik.