Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/56

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

52

cantik terpercaya, kaya sakti keturunan utama, menyebabkan lincah, kalau belum dapat memikirkan, semua itu akan menjadi musuh.

16. Yang cantik kalau terlalu banyak yang dimaui itu bernama mabuk, merasa dengan wajah cantik, bagaikan pakaian kalau dipakai setiap hari, dikira tidak bisa usang, karena merasa dengan diri pintar, tidak menghiraukan apa-apa, tingkah lakunya tidak baik, tidak menghiraukan nasihat orang tua, karena merasa diri pin tar, selalu menemukan kesulitan."

XXXII. PUH ADRI

1. Selesai I Mladprana menasihati, diceritakan Nilapaksa, bertiga sudah tahu, bahwa Ni Raktakuja sudah menyerah, dan Sugandi sudah takluk, Swetagana merasa marah, Sungsangjenar marah sekali, Niiapaksa berang, kemudian mereka bertiga turun.

2. Memasang sesirep, dan penawut jiwa, sesirep yang kuat hebat, Wakpa rusa Kawitweruh tidur rebah, Pancapuspa Raktakuja Sugani, lelap sekali tidurnya, I Mladprana ikut tertidur, serta terkena kebingunan.

3. Nilapaksa Sungsangjenar turun, dengan Swetagana, sengaja akan membunuh, mengeluarkan tongkatnya, di sana timbul pikirannya menyatu, dan I Mladprana dicium, tangannya dirabakan di susu , mengusap-usap wajah, bertambah terpesonalah hatinya.

4. Karena terpejam berkehendak, rasanya tergiur, keinginannya tidak bisa ditahan, "Menolehlah Tuan, lihatlah saya baru datang, datang menyerahkan diri, badan dingin tidak dipeluk, tutuplah peluk supaya jangan kelihatan, karena lama sekali menunggu."

5. Kemudian dikocok I Mladprana dibangunkan, bahunya diangkat, disundang kemudian dipangku, "Bangunlah Tuan yang bagus, berhentilah diam, kalau saya salah salahkanlah, jangan bermuka masam, membuang muka, perhatikanlah hati saya.

6. Hati ini hancur bagaikan direbus, panas bagaikan dibakar, terpanggang sampai kering, karena menahan perasaan cinta, cinta setinggi gunung, melihat Tuan makan sirih, walaupun menginang juga menyebabkan gila terpesona, diresapi cinta asmara, tidak bisa menahan perasaan.

7. Hati sudah bulat berani ke sini membuang diri, merendah untuk menyerah, merendah untuk disenangi, tidak mengharapkan untuk berkuasa, ataupun dengan cepat, sama sekali saya tidak bermaksud, asam mengalahkan madu, rumput-rumput mengalahkan tanaman, benalu mengalahkan pohonnya."