Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/53

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

49

9. Itulah sebabnya tidak takut akan kata-kata tidak baik, pengisap candu pakai contoh, sudah dikatakan jelek juga dipelajari, karena menuruti hawa nafsu, tidak memikirkan akibatnya, kalau ketagihan mengacau, mencuri memaksa, kepunyaan dewa juga diambil, jelas ia akan mendapat neraka, masuk ke dasar neraka.

10. Ya, kalau seperti Kakak menjadi dukun, di hati siapkan dulu, tingkah dukun laksanakan, saudara yang empat itu sayangi, sastra dasaksara, supaya benar-benar dipahami, memasukkan dan mengeluarkan, dasari dengan kebaikan, dan aji dipa mala, sarinya ampel gading jalankan.

11. Ada satu lagi yang patut diketahui, supaya Kakak tahu, itu Arjuna Sancaya, Bimasrani Pudasrani, serta Aswadharmasiwa, pada tenaga supaya diketahui, menebak ada penyakit, dikenai pemali, walaupun disakiti oleh leluhur, supaya jangan ngawur.

12. Mengira-ngirakan panas dan dingin yang sederhana, serta tempatnya, begitu pula memasukkan ilmu tenung, pakai menghitung dan menutupi, setelah semua itu diketahui, perlu juga mengetahui, apa sebabnya orang tidur bisa bermimpi, kemudian sadar siapa yang membangunkan, di tempat bagian dalam sang bijaksana.

13. Lagi pula siapa yang berada di mata, pada mulut dan hidung, di ujung lidahmu, pada ubun-ubun dan telinga, pada kulit siapa di sana, kalau tidak dapat mengatahui itu masih disusupi, oleh Pancendria, sadripu masih menguasai, itulah yang patut dikalahkan dulu.

14. Kalau itu masih berkuasa jelas akan goyah, itu kalahkan dulu, kalau i sadripu telah kalah, i saqguna bisa masuk, kalau i pancendria telah kalah, panca gagunan menang, akhirnya melaksanakan darma, resapkan dan hapalkan kuntisraya, dan sari dari astaka, bila semua sudah dilaksanakan.

15. Kemudian setiap hari memohon kepada Tuhan, di Prajapati paling dulu, kalau di sana sudah berhasil, lagi memohon di Kayangan, kalau sudah mendapat anugrah, selesai mendapat ajaran, baru bernarna dukun, kalau tidak ada yang menganugrahi, hanya memakai mantra obat-obatan, semua itu hanya sekedar iseng.

16. Sesajen semua hancur, sembah rusak, pametus diambil, Usada semua tidak berguna, pamugpug menjadi pipih, panawut bisa menurut, tatulak kembali, pangasih kesedihan, pematuh patah dan kering, penawur kalah untuk membayarnya."