Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/52

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

48

XXX. PUH DEMUNG


1. "Janganlah Ayah cepat marah membunuh orang sudah menyerah, sa- ngat berbahaya kebenaran akan hilang, saya memperingatkan, menyam- paikan cerita yang dahulu, seperti Sang Sutasoma, beliau menjalankan darma, ikhlas kepada orang yang memohon kehidupan, akhirnya ber- kuasa di dunia, perbuatan itu perlu ditiru."

2. Wakpurusa mundur menyirnpan pedang, sekarang berpikir yang benar. I Mladprana berkata , dengan wajah manis serta tersenyum, "Oh kamu Pancapuspa, bersedia akan menjadi pucuk pimpinan, membunuh I Ru- dita, bagaimana caramu, nah ceritakan kepada Kakak sekedarnya, supa- ya jangan terlalu mengharap. "

3. Ni Pancapuspa menjawab, "Ya dengarkanlah, cara yang pertama mengalahkan musuh, dewanya dulu dikalahkan, Hyang Tiga Siwa di hat, lepaskan supaya pergi, pada hati si musuh, tiga Sada Siwa pada empedu, Sang Hyang Tiga Prama Siwa, pada ubun-ubun diusir dulu.

4. Tariklah dulu tenaga dari dalam telinga, Hyang Pramana dari hidung, Hyang Panon dari mata, papupulannya kenai ilmu hitam, itu ada di dalam hati, lepaskan bayu sabda idep, dari Siwa dwara, ambil juga Sang Hyang Atma, hancurkan penunggu atma-nya, supaya langsung mati."

5. Baru diceritai yang demikian I Mladprana, kemudian menjawab, "Ka- kak yakin Luh, tetapi ada yang tidak cocok, tidak bisa dilebur, juga ba-nyak orang mempelajari, bila mana menyenangkan, dan penyuciannya."

6. Ni Pancapuspa menjawab, " Ada sekali, penyuciannya itu, seperti kese-nangan pergi, malam harinya tidak sedikit, melancong ke tengah lautan, serta ke puncak gunung, lengkap dengan para anggota, memuaskan hawa nafsu, lagi pula kesusahan berjalan, juga menyebabkan kesenangan hati.

7. Itulah sebabnya tidak takut dengan kata-kata tidak baik, pengisap can-du pakai contoh, sudah dikatakan jelek juga dipelajari, karena menuruti hawa nafsu, tidak memikirkan akibatnya, kalau mengacau, mencuri me- maksa, kepunyaan dewa juga diambill, jelas ia akan mendapat neraka, masuk ke dasar neraka.

8. Karena jahat nesti mencuri patut mendapat neraka, ya ka- lau seperti Kakak, menjadi dukun penolong, kalau saya membawa ilmu, mengakibatkan mati separuh, seperti Brahmanawiku, memberikan hari baik, kalau salah, mengarahkan, mempertemukan tanggal dengan bulannya, dua-duanya menemukan kesulitan.