Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/49

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

45


setiap orang yang jahat, dan lagi, yang bernama sadtatayi baik-baiklah mendengarkan.

3. Angrowana angleyak meluh manesti naranjana, astrobyatakara, menga- muk orang tidak bersalah, wisiadah meracun orang, acewah melakukan kawin paksa, agnidah membakar rumah, ngraja-pisuna itu suka memfit- nah orang lain, itu semua, pelaksanaan salah, Sang Hyang Gama yang akan menghukumnya.”

4. Pancapuspa dan Mretawati menyela berkata, "Kamu jangan durhaka, saya kasihan padamu, supaya kamu panjang umur, serahkanlah Jangga Ketaki, sekarang akan saya bawa pulang, saya mempersembahkan pem- belinya, manik emas mirah, sekehendakmu, saya memberikan, supaya semua menjadi muda remaja.”

5. I Mladprana menjawab sambil tersenyum, "Tidak ingin, dipakai barang dagangan, mencari istri untuk dicintai, sengaja sampai mempertaruhkan nyawa, kalau memang penting hendak membeli, belilah dengan sepuluh kepala manusia, tujuh kepala murid, delapan kepala I Rudita, kesembi- lan kepala Ni Dukuh Sakti, kesepuluh kepala Dustaka.

6. tidak itu dipakai membeli sulit untuk didapati, walaupun diganti dengan dua orang, dua orang lancang-lancang bicara, muda remaja se- perti ini, ditambah emas perak mirah, tidak sudi untuk menukarnya, mengganti manik dengan timah, kalau diumpamakan, bulan bintang matahari, diganti dengan kunang-kunang.

7. Walaupun cahayanya bersinar kekuning-kuningan berkelip, gunanya hanyalah satu, membuat takut di malam hari, diri menjadi tidak berte- naga, berbahaya kalau itu dikasih, tidak lain hanya meracuni diri, seper- ti Sang Watakwaca, ditipu oleh Hyang Indra, jadi mati, karena terlalu takus kena kata-kata manis, Supraba Arjuna yang diutus.

8. Nah begitulah kalau kamu di sini dan lebih baik kembali, jangan menye- rahkan diri, sering mencari abu, karena itu kamu datang dengan bersem- bunyi. bermaksud untuk menjilat, suka meminta-minta, jelas akan me- nemukan kesukaran, karena hatimu terlalu marah, bagaikan ikan, me- makan umpan berisi kail, seperti burung kena pikat.”

9. lalu menjawab dengan kasar, "Malu rasanya kembali, kalau tidak luka sedikit pun, karena kamu terlalu sombong, menyinggung pe- rasaan dan marah, perasaan panas itu ditinggalkan, ngelarin jajah papu- suh, berani karena takut terjemur, karena memang boleh disiksa supaya sakit, mati perlahan-lahan."

10. I Mladprana menyela menjawab dan berkata, ”Ya silahkan, perlihatkan