Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/39

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

36

tetangganya, keluarga datang mengerumuni, kecil tua muda, gembira dan gembira menanyai.

10. "Tuanku ke mana dari dulu, ini siapa yang diajak. "I Mladprana menjawab, menceritakan kejadian-kejadian yang lalu, dan menyerahkan diri, "Ya Ayah saudara semuanya, bantulah saya, membuatkan saya upacara.

11. Untuk perkawinan, supaya selesai.” Keluarganya menjawab, "Jangan Tuan banyak bicara, ya kami semua, bersedia menolong, Tuan diamlah jangan susah, semua keluarga merencanakan, melaksanakan tugas dan memimpinnya.”

12. Muda-mudi bergilir, sampai yang tua-tua bermalam setiap malam, sudah tersebar beritanya, Sang Ayu Jangga Ketaki, ditemukan oleh I Mladprana, I Paseban menuju rumah I Mladprana.

XXII. PUH GINADA

1. Langsung menuju ke kamar, I Mladprana kemudian menyapa, ”Mengapa Bapak baru datang, mungkin Bapak sakit kurus pucat, seperti orang tidak enak makan.”

2. I Paseban menjawab, "Benar seperti yang Anak katakan." Kemudian I Paseban menceritakan, sebabnya bersedih, ”Karena itulah, Bapak ke sini, supaya jangan dari Bapak melupakan.

3. Perjanjian yang dulu, Ni Warsiki sudah Anak minta, walaupun kamu sudah punya istri, lagi pula tidak punya ayah ibu, kalau dari Anak mengembalikan, tidak jadi meminta, dari Bapak tidak memutuskan.

4. Nah kalau Anak mengembalikan, Bapak menerima dengan hati tulus, tidak sedih sedikit pun, karena dia sakit gila, itulah sebabnya Bapak mencari kebebasan, dari kamu, supaya benar Bapak memikirkan.”

5. I Mladprana menjawab, "Saya mohon maaf, janganlah Bapak salah mengerti, saya sudah kadung salah, menjalankan pikiran serakah, bingung, sejak ditinggal ibu bapak.

6. Sekarang lanjutkanlah Bapak, ikhlas pada saya si miskin, saya menurut sekali, pada bantuan Bapak yang dulu, kalau Bapak tetap bersedia, seperti dulu, waktu masih ada ayah saya.

7. Walaupun adik saya, Ni Warsiki sakit, saya coba untuk berpikir, mohon keselamatan pada Hyang Tuduh, siapa tahu ada keberuntungan saya, jadi baik, sembuh seperti dulu.