Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/37

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

33

20. Kemudian ia pergi membeli guna-guna yang baik, yaitu upas mandar, dan penangkeb jagat, jaran guyang guna lilit, ''campur talo tangis duyung, guna-guna Sunda berisi gambar atau suratan yang mengandung kekuatan gaib, lamanya pergi setengah bulan, mendapat guna-guna tujuh macam, membeli dengan harga dua ribu lima ratus rupiah, sekarang ia kembali, ke Purbawyanjana, memasang guna-guna.

21. Setelah selesai memasang guna-guna semuanya kemudian pulang, dengan berkata sombong, "Tak akan urung pergi, ke Banjar Kasta lagi tiga hari, karena sudah ada tanda-tanda, tangis duyung upas mandar, mendidih-didih, itu cirinya sudah mulai bekerja, lebih baik tunggu saja, sampai batas waktunya."Kemudian mereka langsung pulang.

22. Tidak diceritakan I Rudita sudah pulang sekarang diceritakan, Ni Warsiki diceritakan, diam bingung berbicara sendiri, menyebut-nyebut orang ganteng, penglihatannya tajam banyak bicara, bapaknya kaget, "Mengapa Ni Warsiki berkata yang bukan-bukan, siapa yang jahil pada saya, membuat malu, padahal sayd tidak pernah mengganggu orang, lagi pula tidak pernah mendatangkan pelamar.

23. Kemudian dia berkaul memohon keselamatan setiap pura, serta mencari dukun, datanglah empat orang dukun, meruat dan memunahkan kekuatan sihir, diupacarai dan diberi korban, gilanya bertambah keras, semua dukun kalah, dan semuanya kalah, orang tuanya, sedih sekali, menyebut-nyebut I Mladprana.

24. Tidak diceritakan di Purbawyanjana sekarang diceritakan I Rudita, benar-benar bingung, karena sudah tiga hari, kok Ni Warsiki tidak datang, keluar rumah hatinya resah, dilihat keluar kosong, kembali pulang juga tidak ada, hatinya, bertambah bingung kata-katanya juga tidak karuan, memaki tidak menentu.

25. Kemudian I Rudita ke Purbawyanjana langsung masuk kamar. I Paseban menyapa, "Nak mau ke mana, tidak biasanya ke sini?" I Rudita berkata iseng, "Saya memang sengaja datang kemari katanya anak Bapak sakit, semua dukun kalah, I Mladprana sudah hilang, kalau Bapak rela memberikan saya, saya sanggup menyembuhkan.

26. Walaupun Bapak akan mengatakan karena sekarang sudah punya pacar, jelas ia rela meninggalkan, apalagi tertimpa penyakit gila, tidak ada yang dapat mengobati, barang siapa yang dapat menyembuhkan, pantas diserahkan ke sana. "I Paseban berkata, "Bapak sudah telanjur, menjodohkan dari kecil, dengan I Mladprana.

27. Lagi pula tidak ada kabarnya ia masih hidup atau mati, kalau Bapak sekarang menjodohkannya denganmu, kalau dia datang dan masih hidup,