Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/34

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

30

perlihatkan dulu." Kemudian ia memberikannya, Ni Warsiki menerima, dan dicoba, cincin dan gelangnya.

7. Semuanya cocok, bagaikan sudah diukur, gelang dan cincinnya, Ni Warsiki senang sekali, serta berkata sambil tersenyum, "Berapa harganya semua, kalau sudah cocok harganya, Kakak bersedia untuk membeli." Utusan, mengulurkan surat.

8. Bacalah surat ini, akan jelas harganya satu per satu, minyak harum cincin serta gelang.” Ni Warsiki mengambil surat, serta dibacanya dalam hati, semuanya telah terbaca, serta berkata, "Kakak bertanya padamu, surat itu, disuruh memberikan ke mana?”

9. I Dalidra berkata pelan, "Saya disuruh ke sini, menyampaikan kepada Kakak." Baru diketahuinya, cepat-cepat Ni Warsiki membuka, cincin gelang dan menjawab, "Kalau demikian kembalilah, Kakak tidak mau menerima, tidak berani, akan menjadi tukang perintah."

10. I Dalidra kemudian kembali, sesampai di rumah, memberikan bakul dan surat, semua kejadian sudah diceritakan, I Rudita menerima, tetapi hatinya tidak percaya, pada I Dalidra bahwa ia sudah menghadap, lebih baik akan sendiri sekarang, pergi langsung, ke sana mencari Ni Warsiki.

XX. PUH DANGDANG

1. Setelah berpikir kemudian cepat-cepat dia berangkat, tidak diceritakan dalam perjalanan, sampai di rumah Ni Warsiki, Ni Warsiki sedang menenun, menunggu rumah seorang diri, ibunya pergi berjualan, ayahnya sedang ke ladang, menengok tanaman, karena sepi, maka I Rudita sempat, langsung duduk berdekatan.

2. Ni Warsiki kaget dan berkata, "Oh Tuan, ya saya ingin tahu, Tuan dari mana, apa tujuannya kemari." I Rudita menjawab, "Saya berasal dari Banjar Kasta, saya datang ke sini karena, sengaja memohon kerelaan, kepadamu, tetapi ke sini hanya main-main, janganlah kecil hati.

3. Dari dulu saya mengekang keinginan, karena sudah merasa sekali, pada diri jelek, hidup miskin tidak berguna, sampai keluarga tidak mau, apalagi seperti Adik, sulit rasanya akan mau, sebab kalau diumpamakan Tuan ini, diumpamakan pada pohon-pohonan, Tuan bagaikan I Nagasari, pantas ditempatkan di pura.

4. Kalau diumpamakan Tuan bunga cempaka, sebenarnya menjadi hiasan halaman depan, apabila bagaikan prada, cocok pada sutra Perancis, ka-