Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/24

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

20


4. Berkata-kata sendiri suaranya tidak menentu, karena terlalu sedih, tidak dapat ditahan, kemudian ia menghunus senjata, akan bunuh diri, Ni Luh Ngasa mendekati, merebut senjata itu, "Mengapa Tuan sengaja bunuh diri, berapa dosa yang akan ditanggung.”

5. I Mladprana berkata, "Kakak Luh Ngasa, saya ingin mati, apa yang dapat dipakai mengganti, seratus gadis pun dipakai mengganti, tidak ada yang seperti Ketut Oka.” Ni Luh Ngasa menjawab, ”Hiburlah hati Tuan, jangan menuruti hati yang bingung.”

6. Nampaknya I Mladprana menurut, berkunjung ke rumah tetangga, muda-mudi menemani, sampai sore bertandang, pikirannya bertambah bingung, setiap yang diamati tampaknya tidak sesuai. Kemudian ia pulang. Setelah kira-kira pukul satu, ia langsung menuju tempat tidur.

7. Mengunci kamar langsung tidur, tetapi selalu resah. Kemudian bangun dan berkaul, "Ya Ratu Sang Hyang Wisnu, Hyang Agni Surya, saksikanlah kata-kata saya, kalau saya bisa bertemu, saya tidak akan menolak, akan saya jadikan istri.

8. Saya sanggup akan menurut, tidak melawan pada kehendak Jangga Ketaki, dalam pertemuan saya, saya sanggup memangku tiga hari, dan mengadakan hiburan, komedi gambar, dan kembang api Cina, sebelas hari ada wayang.”

9. Berkata-kata seorang diri kemudian bangun, kepalanya pusing, rasanya lemas tanpa tulang, bagaikan ditarik tidak bertenaga, kaki gemetar seperti lumpuh, karena terlalu sedih, berusaha berjalan, membayangkan Jangga Ketaki, setiap langkah berhenti.

10. Kelihatan bintang kartika di barat, sepertinya Ketut Oka, berkedip-kedip terasa memberi tanda, tanda setia dengan syarat halus. Mungkin itu Ketut Oka, amat sedih, I Mladprana membayangkan, sekarang hatinya sakit, tidak hentinya memeras air mata.

11. Kemudian, ia langsung, meninggalkan desa, tidak diceritakan dalam perjalanan, sampailah ia di hutan Mayura. Setelah sampai di sana hari sudah terang. Karena basah ia mengaso, duduk menunduk memijit kaki, kemudian mendengar bunyi kijang, memekik mengejutkan.

XII. PUH PUCUNG

1. Terkejut lalu bangun, I Mladprana terkejut, dikira Ketut Oka, berteriak sambil lari, kemudian bangun, I Mladprana menyusupi hutan.