Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/16

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

12 12. Begitulah permohonan saya. Melalui surat kepada Kakak, ini hari baik,
titipan saya pada Kakak, cincin saya yang di telunjuk, serta ikat ping-
gang pelangi saya, kain kecil hitam, boreh, serta patahan kuku, juga di-
sertai tegesan, serta destar, songket tununan yang bagus, baju batik Jog-
yakarta.”

13. Selesai menulis surat, kemudian ia menemui Ni Luh Ngasa, "Ini Kak
sampaikan, surat saya pada Kakak, ini yang menyertainya.” Ni Luh
Ngasa menerima, kemudian pulang, sesampainya di rumah, Ni Luh
Ngasa mendekat, “Ini surat.” I Mladprana menerima, kemudian dibaca
dalam hati.

VII PUH MAS KUMAMBANG

1. Sudah dimengerti, semua isi surat itu, tidak diceritakan siang harinya,
diceritakan sudah malam, I Mladprana segera ke sana.

2. sampai di sana, berada di tanah yang kosong, tidak diceritakan
I Mladprana, diceritakan Jangga Ketaki, tidak mendapat jalan untuk ke-
luar.

3. Karena banyak, muda-mudi menemani bercakap-cakap, mengunjungi
I Rudita, mengajar ia membaca kakawin, sampai siang.

4. Tidak diceritakan, yang membaca kakawin di sana, diceritakan I Mlad-
prana melihat dengan liar, baru melihat ke timur pajar sudah menying-
sing, kemudian pulang sendiri tanpa menoleh kanan kiri.

5. Sesampai di rumah, ia menulis surat, surat putus, menyampaikan semua
isi hatinya, isi surat itu benar-benar menyakitkan.

7. "Adik yang cantik, resapkanlah kata-kata si miskin, ini pertanyaan
untukmu, bagaimana maksudmu, mengapa ingkar pada janji.

8. Barangkali memang benar, cinta Adik masih goyah, tidak benar-benar
cinta, takut di depan karena benci, bagaikan takut akan lintah.

9. Karena bisa, semua janji itu berbahaya, dirusak oleh keangkuhan, cinta-
nya bagaikan dipaksa, putus karena salah mengerti.

10. Karena cintanya berlebihan, jadilah permainan, diikat dengan sumpah,
sudah meninggalkan, diusir karena malu membela.

11. Diikat dengan janji, untuk selalu setia, oleh kebencian, di-
kunci dengan saksi, ketidakteguhanlah yang melepaskan.

12. Karena kamu, tidak bisa menepati janji, memang tidak tahu, kata-kata
itu seperti angin, mudah menggerakkan lidah dengan gemulai.