Kaca:Geguritan I Dukuh Siladri.pdf/8

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi
I. PENDAHULUAN

Transkripsi dan terjemahan Geguritan I Dukuh Siladri merupakan salah satu sastra klasik Bali yang diambil dari sebuah lontar milik Gedong Kirtya Siangaraja, dengan nomor: IVd 1157/12 yang dikarang oleh Padanda Nj. Ngoerah yang berasal dari Banjar Teges Gianyar. Cerita ini disusun pada tanggal 13 November 1933 dengan ukuran panjang lontar 44 cm, lebar 3,4 cm dan tebal 7 cm. Cerita ini ditulis dengan huruf Bali di atas daun lontar sebanyak 106 helai. Tiap-tiap helai ditulis bolak-balik. Setiap muka helai lontar berisi empat baris memanjang. Lontar ini ditranslitrasikan menjadi 75 halaman.

Dari hasil transliterasi, setelahditranskripsikan sebanyak 75 halaman naskah, ini diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan masih tetap diusahakan agar padanannya tidak jauh menyimpang dari teks bahasa Bali sehingga melalui terjemahan ini pula orang dapat mempelajari bahasa Bali.

Cerita ini terdiri dari 764 bait, yang dibangun oleh delapan tembang seperti tembang-tembang Sinom, Durma, Ginada, Dandang, Semarandana, Basur, Ginanti dan Pangkur. Dari delapan tembang-tembang ini ada yang diulang pemakaiannya seperti tembang-tembang Sinom, Duma, Ginada, Dandang dan Ginanti,

Sebagaimana dapat diketahui bahwa di dalam karya sastra Bali yang berbentuk geguritan sudah tentunya dibangun oleh beberapa pupuh-pupuh (tembang-tembang). Pupuh-pupuh (tembang-tembang) dalam kesusastraan Bali sudah barang tentu akan terikat oleh adanya beberapa ketentuan, seperti banyaknya baris dalam setiap bait, banyak suku kata dalam setiap baris dan bunyi akhir dalam setiap baris. Untuk dapat memahami ketiga ketentuan yang tersebut di atas, dalam penyajian transkripsinya setiap baris akan dibatasi dengan

1