58
mendekati, dipeluk di lantas
duduk dipangkuannya, I Mudita,
lalu menyuapi makan.
4. Kusumasari membalas, mengambil
makanan menyuapi, Mudita senang
menerima, silih berhanti disuapi
seperti orang bersuami istri,
pelaksanaan sama cinta, konon setelah
selesai makan, Kusumasari bangun,
perlahan-lahan, penampilannya
menarik hati.
5. Lalu dia memakan sirih,
gigi putih seperti manik,
I Mudita tersenyum berkata,
kakak mohon ditolong, berikan
sirih satu, Kusumasari menjawab,
"Kakak mengapa sekali, saya
sudah mengunyahkan kakak,
supaya gampang, sudah
hancur itu dimakan."
6. Mudita menengadahkan tangan,
memohon supaya dikasihi,
kasih kakak secepatnya, Kusumaari
tertawa menjawab,
punya tangan dipakai menangkap,
kenapa lepas tidak ditangkap,
bawa ke sini dekatkan, Mudita
perlahan-lahan mendekati,
lalu memeluk selanjutnya kena
adam.
7. Mudita tak henti-hentinya
menarik, seperti kumbang
magelut ya lantas mabin,
I Mudita, raris
mangesopin dahar.
Kusumasari ngwalesang, nyemak
dahar mangesopin, Mudita suka
mananggap, slegenti saling esepin,
kadi andk marabi, tingkahnya pada
salulut, kocap pada wus madahar,
Kusumasari matangi, sada alus,
tangkepe ngenyudang
manah.
Raris ya medahar canang,
untuk nyalang kadi manik,
I Mudita kenyem ngucap,
"Beli boya ke tulungin,
"Beliboya ke tulungin,
icen base abesik", Kusumasari
masaut, "Beli nguda tambet pisan,
yang suba makpakang beli,
mangda aluh,
suba dekdek juwa ajengang."
Mudita natakang tangan,
mapinunas lintang asih,
"Icen ke beli gelisang!",
Kusumasari kedek nyautin,
"Yan lima anggon nanggapin,
dadi ketes tan paangkuh,
arah maike paekang!",
Mudita alon nesekin, tur
mangelut, tumuli maurap
sepah,
Mudita tan moron ngaras,
luir kumbang ngisap sari,