Kaca:Geguritan I Dukuh Siladri.pdf/56

Saking Wikisource
Kaca puniki sampun kauji-wacén

49

kuningan seperti pudak cinaga,

5. Jadi datang I Mudita tiba-tiba, pucat kembang, lemah sekali, embunnya sangat dingin, berjalan sangat payah, rasanya tak bisa berjalan, seperti ditunjukan oleh Tuhan, diceritakan mendengar kidung, mengalun-alun di udara, I Mudita perasaannya senang dalam hati, lapar seketika menjadi hilang.

6. Semakin dekat didengar semakin baik, tertarik perasaannya ditelusuri terus, kelihatan ada orang perempuan, memetik bunga dan bertembang, Mudita termenung memperhatikan, perempuan baik berkelap-kelap, inikah Bidadari turun, teringat akan sang Rajapala, mendapat istri Bidadari baik dan tersohor, mungkin begitu prilakunya.

7. Begitu bisikan di dalam hati, jalu duduk, termenung, oleh karena baru kali ini menemukan, orang perempuan baik dan halus, berkeinginan sekali menanyakan berisyarat dengan batuk-batuk Kusumasari terkejut, lantas dia menoleh, jadi-jadi ada orang. orang laki-laki duduk menonton, tampannya menarik sekali.

8.Mukanya kuning langsat,


Dadi teka I Mudita mangkin, kecud kembang, layu uwon pisan, damuhan kalintang gesit, majalan lintang gepu, rasa tong sida mamargi, Kadi pituduhing Hyang, dadi maninghehang kidung, mangambara ngawag-ngawag, I Mudita bingar idepe ring ati, layah wan dadi ilang,

Sayan paek dingeh tambeh becik, mangenyudang, manah kawaspada pisan, makelap kanten wong istri, ngalap sekar tui makidung, Mudita bengong ngantenin, istri ayu ngayang-ayang, naken Dadari turun, inget ring Sang Raapala, polih istri Widiadari ayu lewih, sinah kato tingkahnya.

Nento papinehnya di ati, tur manegak, bengong ma- nyangangak, baan tumben manepukin, anak istri ayu mulus, maidep pacang nakonin, mawangsit ban cekohan, Kusumasari tangkejut, laut ya matolihan, dadi ada wong taki negak mabalih, baguse ngenyudang manah

Pamulune lumlum gading,