Kaca:Geguritan I Dukuh Siladri.pdf/159

Saking Wikisource
Kaca puniki sampun kauji-wacén

152

40. Seperti dia sapi dan kuda, ketika pada saat mati, tidak ada memberi tirta pengentas, mayatnya tidak di upacarai, banyak juga ada kuda lahir seperti sekarang, masih gemuk sekali dia.

41. Kamu terlalu kelebihan pengentas, upacara terlalu besar, karena kurus kekurangan makan, harus kering kotoran banyak, pemabuk ganti berkata, ya sekarang, jangan di pikirkan?

42. Wayan Buyar ganti berkata, jangan menolak ke sana saja, kuburkan bawa dia ke kuburan, pengikut semua bangun, mayat diikat cepat-cepat, terus berjalan, konon sudah tiba di kuburan.

43. Tergesa-gesa dia membuat lubang. mayatnya lalu di tanam, lalu dia kembali pulang, bentuknya sudah tak dapat ditahan I Wayan Buyar berkata. ke sini kamu, isapkan dirimu rokok.

44. Pengikut mohon maaf, perasaan suka tak henti-hentinya, rebah terguling madat, kata-katanya semua mabuk, saling berganti macam-macam, ramai sekali, kata-kata sampai panjang.

45.Ada yang lain bangun duduk, berkata parasnya lucu, saya mendengar berita pedagang, konon orang tersebut

Buka ya i sampi jaran, nuju kalannyane mati, tura ja ada mangentas, ngupakara bangkenipun, liu ada jaran lekad, buka jani, masih mokoh ya menggolan.

Cai bas lebian pangentas, upakarane bas lewih, krana berag kuangan amah, kes-kes gudig daki liu, " Pamadate matur nimbal, "Inggih sapunapi pakayunan?

Wayan Buyar nimbal ngucap, "Eda lempad kema gati, tanem aba ya ka setra, "Pamadate pada bangun, sawane kabandut onggal, tur mamargi, kocap rauh maring sera.

Masepuk ya laut mangbang, sawane wus kaurugin, laut ya matulak budal, katagian wabe mancur, I Wayan Buyar angucąp, "Mai cai siupin ibane madat. "

Pamadate nunas lugra, idepe suka tan sipi, mangebah manguling madat, ortannyane sami mukbuk, saling timbal tawah-tawah, rame gati, ortannyane kadung lantang.

Ada len bangun menegak, memunyi sebenge pangid, "Titiang ningeh ortan dagang, kocap anak luas