Kaca:Geguritan I Dukuh Siladri.pdf/12

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi
5

an ayahnya. Mayat-mayat berserakan. Kusumasari memanggil binatang untuk disuruh memakannya, selesai makan mayat leak, harimau dan kera dipanggil disuruh membunuh Dayu Datu. Pagi-pagi sekali harimau dan kera pergi ke Gunung Mumbul. Dayu Datu tidur telanjang bulat, sedikitpun la tidak merasa takut karena percaya dengan kesaktiannya. Pada waktu itu juga, Dayu Datu dapat dibunuh oleh harimau dan kera. Tubuhnya dirobek-robek sehingga Dayu Datu ratu leak mati terkoyak-koyak. Tepat pada waktu yang telah ditentukan. Kusumasari dan Mudita kawin. Mudita dan Kusumasari menjadi pasangan yang sepadan, hidup rukun, bahagia, dan damai.

Setelah upacara perkawinan, Kusumasari dan I Mudita di Gunung Kawi, Empu Dibyaja menyuruhnya kedua anaknya kembali ke daerah Mameling untuk mengaben orang tuanya. Hal ini didengar oleh Wayan Buyar melalui laporan pengikutnya, sehingga Wayan Buyar berkeinginan keras untuk memiliki Kusumasari. Selanjutnya, Wayan Buyar mengambil keputusan untuk memperkosa Kusumasari. Perbuatan Wayan Buyar diketahui oleh masyarakat dan dikroyok di rumahnya sendiri. Sebelum Wayan Buyar dikroyok oleh masyarakat Mameling yang didukung oleh masyarakat Karang Buncing, terlebih dahulu, berita ini sudah didengar oleh Wayan Buyar, maka dia berkeinginan untuk membunuh Kusumasari dengan keris. Kusumasari mengadakan perlawanan, ketika itu masyarakat datang dan Wayan Buyar tergesa-gesa menusuk Kusumasari yang pada akkhirnya melesat sehingga hanya mengenai bagian di bawah telinganya. Saat itu masyarakat yang dipimpin oleh Mudita menerjang Wayan Buyar yang akhirnya Wayan Buyar menemukan ajalnya. Melihat Kusuma sari darahnya terus mengalir, Mudita sangat panik. Dalam kepanikan itu, tiba-tiba muncul pendeta yang seperguruan dengan Mudita. Akhirnya Kusumsari dapat disembuhkan pendeta itu. Pada akhir cerita, mereka kembali pulang ke rumahnya.