Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/16

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

7

Diceritakan I Rajah yang bertempat tinggal di Banjar Daksina Desa Jagrapada bersahabat karib dengan I Wayan Cita. I Rajah sudah lama tidak pernah bertemu dengan sahabatnya. Oleh karena itu timbul rasa rindu dan kangen kepada I Wayan Cita. Untuk menghilangkan kerinduannya itu. ia kemudian bekunjung ke rumah I Wayan Cita.

Percakapan I Rajah dengan I Wayan Cita tidak ada ujung pangkalnya: mereka berdua berbincang-bincang sesuka hatinya. Pada suatu saat, I Rajah mencela I Wayan Cita. Ia menyatakan ajaran-ajaran yang dipelajari atau diperdalam oleh I Wayan citas itu tidak pantas dilakukan oleh orang yang masih muda. Kebahagiaan yang mesti, diraih selam masih muda hanyalah kebaha­giaan duniawi; kebahagiaan itu hanya sesaat dengan memenuhi semua keinginan atau memuaskan hawa nafsu. Sebaliknhya, janganlah ia mengejar kebahagiaan rohani, kebahagiaan yang dicapai setelah meninggal dunia atau kebahagiaan yang dicapai di sorga. I Rajah meyakinkan I Wayan Cita, yakni dengan mengambil contoh perbuatan yang dilakukan dengan bertujuan untuk mencapai kebahagiaan, tetapi akhimya hanya mencapai kesengsaraan. Per­buatan itu antara lain, dilakukan oleh I Wanari dalam cerita Tantri dengan mengamalkan kebenaran, tetapi akhirnya, ia tewas bersama anaknya karena ditipu oleh I Papaka; sang Baka mati karena dicekik lehernya oleh si Kepiting: sang Rama, raja Ayodyapura, megalami kesengsaraan karena istrinya Dewi Sita diculik o leh Raja Rawana. I Rajah kemudian mengajak I Wayan Cita untuk memuaskan hawa nafsunya dengan berjudi, mabuk-mabukan, makan sepuas-puasnya, dan lain-lainnya. Selagi masih muda. janganlah memikirkan kebahagiaan di sorga sebab di sana tidak benar ada kebahagiaan. salah satu buktinya adalah Dewa Wisnu yang berada di sorga berkali-kalii menjelam kedunia karena di sorga sangat sengsara. I Wayan Cita menerima ajakan I Rajah itu'; kemudian, mereka berdua memuaskan semua keinginan indrawinanya. Kebahagiaan yang mereka nikmati itu tidak berlangsung lama ; bahkan kebahagiaan itu berganti dengan kesengsaraan.

I Wayan Cita juga bersahabat dengan I Ketut Tamas, saudara I Rajah. yang bertempat tinggal di Swapnapada. I Ketut Tamas juga mencela I Wayan Cita. celaannya itu tidak jauh berbeda dengan celaan I Rajah. I Made Tamas mengajak I Wayan Cita untuk memuaskann hawa nafsu dengan berjudi, merampok, berjinah, dan lalin-lainnya. Ajakan itu diterima oleh I Wayan Cita sehingga mereka berdua selalu mengejar kepuasan yang sesaat saja.