Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/12

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

3


.........ditransliterasikan dengan : bh.(7)......... ditransliterasikan th.(8) ......... ditransliterasikan dengan : gh.(9)........ pepet diberi tanda alif (...ē...).

Alih bahasa atau terjemahan di dalam Geguritan Dukuh Wanasari di sini dimaksudkan adalah pengalihan atau penggantian bahasa sumber geguritan yang berbahasa Bali ke bahasa sasaran, bahasa Indonesia. Pandanan bahasa sumber dalam bahasa sasaran dilakukan dengan memindahkan makna kata yang terdapat dalam bahasa Bali ke bahasa Indonesia. Kata-kata dalam bahasa Bali yang dipakai dalam geguritan ini, khususnya yang menyangkut istilah sosial, budaya, dan agama yang tidak ada padanannya yang tepat dalam bahasa Indonesia, pemindahan pesan itu atau istilah-istilah teknis itu dilakukan dengan tetap mempertahankan keaslihannya itu dan menggarisbawahi istilah-istilah tersebut. Misalnya, kata Sad ripu yang berarti enam musuh. Sad ripu merupakan istilah khusus yang berkaitan dengan ajaran agama Hindu, bila diterjeahkan hanya dengan pemindahan makna berupa enam musuh, makna yang terkandung dalam ajaran itu belum sepenuhnya terungkap. Oleh karena itu, istilah sad ripu tetap dipertahankan keaslianya.

Geguritan Dukuh Wanasari yang dialihakasarakan dari abjad bahasa Bali ke abjad atau huruf Latin dan dialihbahasakan dari bahasa bali ke bahasa Indonesia ini bersumber dari naskah Geguritan Dukuh Wanasari koleksi Kantor Dokumentasi Budaya Bali di Denpasar. Identitas naskah Geguritan Dukuh Wanasari itu sebagai berikut.

Judul naskah "Geguritan Dukuh Wanasari". Ditulis di atas daun rontal, ukuran naskah lontar panjang:40 cm, lebar,5 cm, dan tebal: 51 lembar. Daun lontar ditulisi bolak-balik, nomor halaman hanya terdapat dalam satu penomoran dalam setiap lembar. Keadaan naskah cukup baik, tulisanya sangat jelas dan mudah dapat dibaca. Asal lontar "Geguritan Dukuh Wahanasari" dari Negara Jembrana.

Geguritan Dukuh Wahanasari digubah oleh Ida Bagus Kajeng dari Desa Lambing Kelurahan Mambal Kecamatan Ambiansemal Kabupaten Dati II Badung. Geguritan Dukuh Wanasari ini dikarang pada tahun 1963. Kemudian naskah ini disalin dengan huruf Bali pula oleh I Made Pasek dari Banjar Satriaya, Desa Pendem, Kecamatan Negara, Kabupaten Dati II Jembara.

Identitas pengarang dan penyalin Geguritan Dukuh Wanasari dapat diketahui dari kolfon geguritan itu sebagai berikut.