Kaca:Geguritan Dukuh Wanasari.pdf/10

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi
BAGIAN I
PENDAHULUAN

Geguritan sebagai salah satu bentuk karya sastra Bali tradisional mendapat tempat yang istimewa di dalam hati masyarakat Bali karena karya sastra ini mengandung nilai-nilai budaya yang sangat luhur. Karya sastra Bali tradisional ini sudah menjadi bagian hidup masyarakat Bali yang dalam kenyataannya dapat dilihat dalam kegiatan mabebasan dan upacara keagama­ an. Adanya kaitan yang sangat erat antara geguritan dan sosial budaya masyarakat Bali menyebabkan karya sastra itu menjadi sumber inspirasi, acuan, dan anutan masyarakat Bali sebagai pendukung geguritan itu. Geguritan Dukuh Wanasari merupakan salah satu cipta sastra Bali tradisional yang sangat populer di tengah-tengah masyarakat Bali. Kepopuleran ini dapat dibuktikan dengan banyaknya naskah salinan geguritan itu. Naskah geguritan itu disimpan di berbagai tempat antara lain, di Perpustakaan Lontar Fakultas Sastra, Universitas Udayana, Denpasar, di kantor Dokumentasi Budaya Bali, di Gedung Kertya Singaraja , dan Perpustakaan Balai Penelitian Bahasa Denpasar. Di samping terbesarnya naskah geguritan itu. kepopuleran Geguritan Dukuh Wanasari juga terbukti dalam seringnya gegurita itu dinyanyikan dailam berbagai kesempatan. Geguritan Dukuh Wanasari dinyanyikan pada waktu bekerja befungsi sebagai hiburan. Geguritan itu dinyanyikann di rumah orang yang meninggal dunia berfungsi sebagai peng­ hibur keluarga yang berdukacita. Gegurilan Dukuh Wanasari berfungsi sebagai pengasah kepekaan jiwa dinyanikan serta dikupas dan disimak bersama-sama sewaktu istirahat dari bekerja atau pada upacara keagamaan tertentu ataupun pada hari raya penting. Pada saat persembahyangan. Gegurilan Dukuh Wanasari dinyanyikan sebagai pemagis suasana. Dalam pertunjukkan rakyat, geguritan ini dinyanyikan sebagai pelengkap dan ikut sebagai medium komunikasi . Dengan demikian,