Kaca:GEGURITAN MEGANTAKA.pdf/65

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

hidup, banyak yang terjadi hanya mendatangkan kesusahan.

32. Kekuatan itu menyapu hati, dan semuanya itu sudah dike- tahui, terserah padamu, supaya jangan disesalkan besuk, lalu mulai dilepas talinya, lepaslah Sang Megantaka, lalu membuat pernyataan, menyembah dua tiga kali, para punggawa juga datang menyembah, dan para prajurit semua.

33. Diselingi datangnya seorang pemuda, yang menyempaikan bahwa raja, pergi ke hutan kurang lebih tujuh hari, sangat terkejut Raden Mantri, diikuti oleh para punggawa dan para mentri, ada pengikutnya dua ratus orang, Ki Tumenggung yang diutus pergi, dengan menunggang kuda.

34. Setelah jauh berjalan, diceritakan Raden Megantaka, mengi- rim utusan pulang dengan segera, Baretbuta yang diutus, mengambil kekayaan emas dan uang, perjalanan sangat cepat, kita lewatkan itu, Raden Mantri keduanya sudah pulang, ke dalam taman, Sang Megantaka lalu dilayani oleh Ki Patih.

35. Sesampainya di dalam taman, Raden Mantri akhirnya meli- hat, melihat Raden Galuh, kebetulan sedang duduk, memetik bunga kemuning, setelah dilihatnya Raden Dewi, seperti tidak ada tenaga, terkejut lalu pingsan, Raden Mantri Amba- rapati, tidak sadarkan diri, lalu sibuk Raden Galuh.

36. Segera menyongsong memegang sambil menangis, lihatlah saya kanda, mengapa begini, saya sudah sehat, dan hidup kembali seperti ini, apakah jadinya, saya kakandaku, jika kanda meninggalkan saya, siapa yang sudi melihat orang miskin dan menderita.

37. Air matanya jatuh menyiram tubuh Raden Mantri, seperti air penghidupan, Raden Mantri akhirnya sadar lalu beliau memeluk pinggang, kemudian beliau berkata "Ya dinda junjungan kanda, tidak disangka akan hidup lagi, apa yang menyebabkan dinda meninggal.

38. Raden Dewi berkata sambil menangis "Untuk apa itu dibica- rakan lagi, marilah naik ke balai", Tuan Mantri berkata per- lahan, "Ya ada tamu baru datang, seorang bangsawan ber-

65