Kaca:GEGURITAN MEGANTAKA.pdf/61

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

sekarang diantar turun, keduanya menjawab bersama, ya saya
akan mengantar dan para dewata, semua sudah didatangi
untuk mohon diri, semua berlinang air mata, dewa dan
bidadari semua menangis, dan pulang ke sorga.

7. Diceritakan rohnya Raden Dewi, bersama Dewi Supraba dan
Letama berjalan, sekejap mata sudah sampai, di dalam taman
dan semuanya masuk, menyelusup ke dalam jasadnya, dan
Raden Galuh penutupnya sudah dibuka, I Supraba berkata,
sekarang masuklah ke dalam jasad ini.

8. Pejamkan mata, jangan dulu melihat, karena banyak usus,
yang menyebabkan ngeri dan takut roh itu menutup muka,
memasuki jasadnya, setelah hidup Raden Galuh, kembali
seperti sediakala, Letama dan Supraba berkata perlahan,
tinggallah tuan dewi.

9. Saya mohon diri pulang ke sorga. Raden Galuh berkata per-
lahan, dengan berlinang air mata, ya paduka dewi, saya meng-
ucapkan banyak terima kasih, silakan paduka dewi, merestui
orang nista dan sudah mati, mudah-mudahan paduka rela
berkunjung ke mari, setiap bulan purnama.

10. Dengan bahagia dan senang hati, bersama dalam suka dan
duka, di sini kita berpisah, Ni Supraba menjawab, belakangan
saya mengikuti tinggallah Raden Dewi, mudah-mudahan
panjang umur, menemui jalan yang terang, sudah pulang
Letama dan Supraba, terbang ke angkasa.

11. Tiada diceritakan yang meninggalkan pulang, diceritakan
sekarang si Padapa datang membawa makanan sangat terkejut
dia melihat, Raden Dewi duduk, lalu dia segera jongkok
menyembah, dan memeluk kakinya, "Oh paduka seperti
hamba dalam mimpi, seperti saya sangat sedih merana, tetapi
menangis gembira.

12. Semenjak paduka tiada, saya bersedih siang malam, tuan
dewi berkata perlahan, "Ya sudahlah karena kehendak
Tuhan, menderita dan kesakitan, datang si penunggu taman,
semua datang menyembah, laki perempuan menyembah,

61