Kaca:GEGURITAN MEGANTAKA.pdf/59

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

ikut I Tatitngedap, lari dengan prajuritnya, tiba-tiba datang, prajurit Melaka bagaikan asap, yang dipimpin oleh Wira- manggala, yang diutus dahulu.

55. Bersama Wiralanglangan, Wirakalana dan I Wiragati, lalu segera mengamuk, dan raja Sahambara, prajurit Ambarama- dya berhenti lalu menyambut kembali ramai peperangan, seperti hancur dunia ini.

56. Karena semua prajurit, baru mundur ramai sorak dan bunyi senapan, I Siungcaling dan I Sentul membentuk maju dengan prajuritnya, banyak yang mati, mayat bertumpuk-tumpuk, darah bagaikan lautan, tuan Mantri keduanya sibuk.

57. Maju ke depan dengan prajuritnya, pemuda-pemuda mengam- bil pangawin, jumlahnya delapan ratus, semua tidak menoleh ke belakang, peperangan Raden keduanya, tidak menghi- tung-hitung, seperti buta kala mendapat daging, banyak para raja yang mati.

58. Raja Jas dan raja Tatar, raja Tebih dan raja Besah semua mati, hanya tinggal punggawanya, dan dengan prajuritnya, Raden Megantaka sangat marah melihat, maju ke depan bersama prajuritnya, diikuti oleh prajurit tujuh ratus ribu.

59. Dewi Sekarkancana, sudah mengetahui, lalu segera menyusul ke depan, mencari tempat kakaknya berperang setelah sampai tuan dewi lalu berkata, kakak berdua istirahatlah, sekarang saya yang maju berperang.

60. Itu I Megantaka, apakah dia mau mengadu kesaktian dalam berperang, Tuan Mantri menurut ke belakang, baru Raden Mantri mundur, Raden Megantaka sudah mengeluarkan ilmu- nya, mencipta naga memenuhi tegalan, tuan dewi tersenyum melihat.

61. Naga-naga semua menganga, Tuan Dewi lalu mengeluarkan api, nyalanya berkobar-kobar, seperti gunung, naga-naga itu semua terbakar, lalu Raden Megantaka mencipta menjadi burung garuda.

62. Terbang menuju angkasa, lalu Raden Dewi menjadi garuda

59