Kaca:GEGURITAN MEGANTAKA.pdf/33

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

14. Badan digosok param wangi, baunya harum semerbak, memakai cincin emas permata, dengan mata cincin permata utama, wajahnya sangat tampan Raden Galuh terpesona hatinya memakai keris kuna, perkataannya merayu, junjunganku tinggallah permata hatiku.

15. Kanda menghadap ke istana, kepada ayahanda juga kepada ibunda, Raden dewi tersenyum, dan berkata dengan sopan, ya silakan pergi kakanda, Raden Mantri mencium dengan perlahan, minta sepah di bibirnnya, diberikan lalu tuan Mantri segera berjalan.

16. Pelayan pengikutnya membawa kampek (tas tempat serih) emas, tidak diceritakan di jalan, sudah sampai di dalam istana, menghadap ayah dan bunda, pandangan raja, dilihatnya anaknya datang, bersama-sama dengan permaisuri, memeluk Raden Mantri, sambil menangis, permaisuri tidak sadarkan diri.

17. Ikut pula Raden Mantri menangis, lalu raja berkata, perkataannya terputus-putus, "Apa sebab anaknda pergi, pergi tidak ada yang mengetahui, semua orang bingung, rakyatmu pergi, semua mencari anaknda, setiap desa, tidak ada dijumpai.

18. Raden Mantri menjawab menyembah , "Maafkan ayah, mohon beribu maaf," diceritakan seisi istana , gempar sating memberi tahu, tentang kedatangan Raden Mantri, adik-adik ayah dan ibunya, semua memikul Raden Mantri, semua menangis, semua keluarga datang.

19. Mereka berkumpul di halaman istana, kedatangannya semua tertib, patih, tumenggung dan demang, kanuruhan (nama jabatan istana) dan para arya, juga mahapatih, semua sudah dipanggil, bersama-sama masuk ke istana, sesampainya semua menangis, berebut merangkul kaki Raden Mantri, lalu si patih berkata perlahan.

20. Ya, tuan junjungan hamba, tidak disangka-sangka akan bertemu, dengan tuanku, karena semua sudah mencari di hutan


33