Kaca:GEGURITAN MEGANTAKA.pdf/20

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

embus perlahan, membawa bau bunga yang harum.

43. Bermacam-macam tingkah lakunya, dengan Jatar belakang ombak yang gemuruh , ban yak ganggang laut yang bertebaran bagaikan tikar yang terbentang, dengan beralaskan rumput laut, yang hanyut. batu karang yang bertebaran, seperti patung-patung di pinggirnya.

44. Terlihat batang pohon bergelimpangan, bagaikan bantal guling di tempat tidur, bunga angsana yang indah , karena warnanya yang cerah, itu bagaikan tirai atas tempat tidur, adapun pohon pandan (pudak) bagaikan orang yang sedang berdua-duaan, dengan bunganya yang bertumpang tindih.

45. Terlihat seperti pengantin baru, di batik kelambu ombak yang berdebur keras, itu bagaikan keringat pengantin wanita karena habis menikmati nikmatnya cinta, bunga (pohon jalar) sangga langit yang rimbun di bawah pohon kayu, itu bagaikan rambutnya yang terurai, di atasnya bunga bakung yang masih kuncup.

46. Makin jauh beliau berjalan, terpesona keduanya, banyak hal yang mempesonakan dilihat , kebetulan waktu itu bulan Oktober (kapat), tidak diceritakan lagi perjalanan Raden Galuh, hari sudah menjelang malam, sampailah beliau di kaki bukit.

47. Tersebutlah seorang janda Kasihan (yang bersifat belas kasihan) seorang pertapa yang sangat miskin, dia mempunyai seorang anak perempuan, agak cantik, perawakan semampai hitam manis, banyak pemuda tertarik padanya, tetapi tiada seorang pun dilayaninya.

48. Anak ini bernama Rasadria , pada waktu itu sedang mandi dengan ibunya, agak terkejut dia melihat Raden Galuh yang sedang berjalan, "Ibu siapa wanita yang sedang berjalan itu dan wajahnya sangat cantik, mari kita tegur".

49. I Rasadria berkata, "Maaf tuan putri sungguh hamba tidak mengenal, karena baru sekali ini bertemu, siapakah tuan putri dan hendak ke mana berjalan melalui tempat yang sepi


20