Kaca:GEGURITAN MEGANTAKA.pdf/15

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

sekalian bunuh saja, mengapa mesti menanggung derita begini.

24. Mati kesedihan tiada makan. siapa orang yang menaruh belas kasihan. sungguh malang hidupku di dunia ini, biarlah saya saja, yang mati, biar ayah dan ibu hidup sendiri.

25. Setelah matahari terbenam, tuan putri menangis lagi bersimpuh di pasir, tidak di ceriterakan lagi, keadaan tuan putri keadaannya menyedihkan di pulau Emas, sekarang yang lain diceriterakan.


III

1. Diceritakan Raden Mantri (raja putra) berkelana, tetapi memakai sampan, putra raja, dari Ambaramadia, sangat tampan tidak ada yang menandingi, di kerajaan itu, sebabnya beliau meninggalkan negara.

2. Beliau dipaksa untuk kawin, memilih anak mentri, dan anak punggawa, beliau tidak mau, itulah sebabnya secara sembunyi, pergi mengembara, barang kali sudah lewat dua bulan.

3. Beliau bernama Ambapati. tiada berteman beliau pergi adapun rakyatnya (yang ikut), nelayan dan juragan perahu, serta seorang pelayan tidak henti-hentinya, berlayar siang malam.

4. Pulau Timah dan pulau Tembaga sudah dilewati, pulau Purasari, pulau Kakuningan, pulau Lanceng salaka, semua sudah dilewati, terlihat cemerlang, pulau Emas yang menjolok.

5. Raden mantri berkata kepada juragan, itulah yang dituju sekarang, di pulau Kencana, marilah di sana mendarat, saya turun untuk mengetahui, pulau Emas, karena aku belum mengetahuinya.

6. Supaya ada bahan cerita nanti sampai di rumah, untuk kemudian kalau masih hidup, tiada diceritakan lagi, tentang pelayaran tuan mantri, diceritakan sekarang tuan putri, bersama pelayannya sedang berjemur di pantai.

7. Sambil melihat-lihat barangkali ada perahu lewat, terlantar ke pinggir pantai mengambil air, jadi sekarang telah terlihat sebuah perahu, berlayar menuju pulau, dengan pelan raden


15