Kaca:Babad Kayu Selem.pdf/41

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

34


an pribadinya dilihat sebagai seorang ksatria. Diperhatikan­nya bentuk area pohon nangka itu, laksana apsara ghana kehalusan budinya, kerlingan matanya manis, sungguh menawan hati.

2. Itulah sebabnya dia berucap serta berjanji, sebagai berikut," Ya, engkau arca, wujud Hyang yang membisu, sangat terpesona hatiku, sampai jatuh cinta. Ya, jika berhasil

3. engkau menjelma menjadi manusia, hamba bersedia melayani engkau; akan kujadikan suami sampai seumur hidup. Berat ri­ngan, tidur bangun bersama engkau; silih berganti merasakan dalam tempat tidur.

4. Pastilah aku bersedia mendampingi serta melayani engkau." Demikianlah ucapannya. Kemudian dielus-elusnya arca itu. Sete­lah itu jatuh cintalah mereka berdua. Keluarlah air maninya waktu

b. 1. itu juga, karena Hyang tamu mengetahui. Itu sebabnya, hamillah orang itu, lalu dia mengharapkan turunnya pratanda Hyang. Kemudian datang Bhatara Brahma bersama Bhatara Asmara.

2. Bhatara berkata sebagai berikut," Wahai engkau wanita Bali dusun, bagaimana kehendakmu sekarang. Hendak bersuami de­ngan arca?" Menyahut orang itu disertai sembah sujud," Ya,

3. paduka Hyang Mulia hamba mohon perkenan Paduka Hyang Mulia karena sangat cinta hamba kepada arca ini . Mohon perkenan Paduka Hyang Mulia, menyucikan arca itu untuk

4. dijadikan manusia, akan hamba jadikan suami, dan akan hamba layani segala perilakunya, sampai kelak kemudian hari. Maka Bhatara pun menyetujuinya lalu berkata, " Wahai engkau manusia, kalau demikian tidak kutolak."

22a. 1. Lalu Bhatara beryoga semadi. Tidak lama kemudian terwujudlah sebagai manusia sejati, bagus rupanya. Tiada terhingga bangganya wanita itu, seperti udak di atas bumi rasanya. Segera dipeluk dipangku dengan gregetan. Ingin rasanya Bhatara memisahkan.

2. Juga dielus-elus. Menancap phallusnya sebab seperti manisnya gula juruh, kalau diumpamakan. Itu sebabnya gregetan. Ingin rasanya Bhatara memisahkan, melepaskan orang itu

3. Bhatara pun berkata begini," Engkau manusia, sangat menurut cara yang tidak baik; kamu bersetubuh di hadapanku. Kesalahanmu tidak terhingga. gregetan mengelus-nge!us di hadapanku; tidak

4. tahu malu, mengerikan. Mudah-mudahan, kamu senantiasa berse-­