Kaca:Babad Kayu Selem.pdf/39

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

32

4. diperkenankan melaksanakan upacara penguburan. Tidak boleh dibakar, lebih-lebih memohon tirtha, juga memakai damar kurung sebab mereka tergolong manusia dusun. Selanjutnya yang

20a. 1. berikutnya, diperkenankan melakukan upacara penyucian. Pada waktu meninggalnya, diperkenankan memakai pengusungan mayat dengan hiasan berwarna-warni, memangle, kapas, dibakar, demikian juga mohon tirtha. Mereka disebut Wong Mamkel Singgih. Yang paling

2. kecil, diperkenankan diupacarai menurut ksatria. Waktu meninggal diperkenankan memakai bangunan mengusung mayat (badhe), menggunakan lembu, dibakar, menggunakan bale slunglung, memohon tirtha, memakai lampu kurung, dan lain-lainnya sebagaimana lazimnya upacara golongan ksatria.

3. Demikian ceritanya dahulu. Kemudian mereka semua mengadakan keturunan, anak beranak, bercucu, berbuyut, bercanggah, berwareng, dan berijengan. Setelah diceritakan Bhatara Brahma membuat alat dan perkakas untuk manusia,

4. segala macam alat dan perkakas, sekarang diceritakan Bhatara Siwa membuat bangunan pemujaan agar dapat digunakan sebagai pedoman oleh semua orang. Ketika beliau pergi ke gunung disertai

b. 1. oleh kelima golongan manusia untuk mencari bahan, tiba-tiba bertemu dengan sisa pokok pohon nangka di tengah-tengah hutan. Rasanya hampir menangis Bhatara melihat sisa batang itu, lalu berhentilah beliau. Kemudian disucikan sisa batang nangka itu, dibuat menyerupai manusia,

2. diupacarai sebagaimana layaknya untuk manusia. Bagus rupanya menyerupai bidadari. Setelah selesai arca itu, kembalilah Bhatara ke alam gaib (niskala), demikian ceritanya.

3. Kemudian Bhatara Siwa beryoga semadi lagi, menciptakan manusia. Keluar manusia dari tangan kanan dan kiri, laki perem- puan sangat tampan sebanyak 119 orang. Dilihatlah oleh Bhatara Smara lalu dipeluknya, beliau mengeluarkan tangan banyak yang

4. masih hanya seorang wanita, tidak ada suaminya. Juga tidak suka dimadu. Segera pergi dari sana, berjalan tanpa tujuan yang pasti, sebab sangat geram hatinya sambil tidak henti-hentinya menangis,

21a. 1. dan menyesali nasib. Sampai di tengah hutan, bertemu dengan sisa batang pohon nangka yang berwujud manusia. Keindah-