Kaca:Babad Kayu Selem.pdf/19

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

12

disertai Bhatara Catur Purusa, lengkap dengan pujaan dan peng-hormatan. Ramai tetapi merdu, laksana lebih mengisap sari, kalau boleh diumpamakan.

3. Kemudian mereka kembali ke Bali. Tidak terpikir dan tidak dapat dijelaskan, secara tiba-tiba telah sampai di Pulau Bali, sebab segalanya bersifat pikiran. Tibalah mereka di pura Besakih. Tidak terkira senang hatinya

4. sebab sudah terkabul pennohonannya, tercapai maksudnya. Kembalilah mereka ke tempatnya masing-masang, tinggal menetap di Bali; begitulah ceritanya. Parameswara wasite, umarani madya balyangan

8a. 1. dharpae dewasca paranam bhaswaram maha pawitram. Tersebutlah Bhatara Hyang Paramesti Guru telah tiba di Bali, disertai oleh para Dewa, para Rsi Gana, Dewasanga, semua penghuni

2. sorgaloka, semuanya menyertai Bhatara datang di Bali. Konon, Bhatara Parameswara duduk di atas Padma Manik, terbang melayang, diapit dengan dua buah payung sebagai tanda kebesaran serta tunggul dan umbul-umbul. Gemerincing suara genta, disertai puji-pujian dan hujan hamburan bunga.

3. Di angkasa terdengar suara sayup-sayup disertai letus-letusan. Bhatara lainnya, konon kendaraannya teratur rapi, sebab sangat gembira dapat menyertai Bhatara di udara, tidak terduga

4. tiba-tiba sampailah sudah di Gunung Tolangkir; dijemput oleh Bhatara Putrajaya bersama Bhatara Gnijaya, terutama Bhatara Catur Purusa, didahului sembah dan pujaan, "Jaya-jaya ganda krtem" yang bertaboran.

b.1. Setelah melakukan penyucian, kemudian berkumpul di pura Besakih, berkatalah Bhatara Hyang Paramesti Guru," Wahai anak­anakku, para dewa dewata semua, sekarang bersiap-siaplah kamu masing-masing

2. agar tercapai maksud mencetakan manusia, secara serempak dewa dan dewata menuruti perintah Bhatara, sarna-sama menggaibkan diri menghilang, lalu masuk ke perut dewa Siwa. Sabda Bhatara, "Wahai engkau anak-anakku, engkau Iswara

3. pada kulit, Hyang Brahma pada otot, Hyang Wisnu pada daging-, Hyang Mahadewa pada sumsum. Dan lagi kamu berdua ini, Sangkara dan Ludra pada ubun-ubun. Selanjutnya